Kamis, 02 Januari 2014

Opini: Unduh Dua Puluh Tumbuh Kisruh



Hai, Someg, ketemu lagi bersama Megasus di edisi terbaru kali ini, edisi XXXIII, yeyeye. Tak terasa Megasus udah semakin dewasa, segala hiruk-pikuk perjalanan pendidikan di Indonesia tak pernah terlewatkan sedikitpun oleh sorotan majalah kita ini. Tak terkecuali prosesi UN 2013 yang berlangsung penuh “carut-marut” (kata-kata yang sering terpajang di setiap surat kabar dan teks berjalan di berita televisi mengenai UN kemarin). Sebuah kebijakan baru tentang perubahan sistem kelulusan generasi muda bangsa dalam menempuh bimbingan pelatihan masa depan di kancah pendidikan Indonesia menuai kontroversi. Sangat disayangkan, dua puluh paket soal dengan barcode dan sistem satu stel paket lembar soal+LJUN (Lembar Jawaban Ujian Nasional) tidak sesuai dengan harapan semula. 

Segala macam kekisruhan direalisasikan dalam bentuk pelaksanaan UN di 11 provinsi tertunda karena keterlambatan naskah soal, sementara keluhan bermunculan di sekolah-sekolah yang telah melaksanakan UN sejak Senin, 15/4/2013. Mulai dari rendahnya kualitas lembar jawaban UN, kurangnya naskah soal dan lembar jawaban UN, tertukarnya paket-paket soal, hingga indikasi kecurangan yang mulai dilaporkan ke posko pengaduan UN ataupun yang diungkapkan melalui media sosial.
Disini, crew Meg mendisplay secercah tanggapan masyarakat mengenai UN:
Christiangga_SP : UNnya bagus! Pelaksanaannya saja yang jelek
Robybloos : @SNMPTN_UN trlalu byk yg ingin dicapai d UN taun ne, 20 pketlah, barcode lah.. Jd tdk ada yg trlaksana dgn baik.. #UN2013
eka_mrsila : Msh tntang LJUN nih, min. Kualitas kertasnya tipis, selevel ama HVS -_-
Gunawan13dmnd : @SNMPTN_UN UN tahun ini terburuk dari yg sebelum2nya, mohon pertimbangkan segala sesuatunya sebelum terjadi hal yg tdk diinginkan #UN2013
Hanie : Ini menunjukkan pemerintah hanya rencananya aja yang woww tapi pelaksanaanya carut marut.. huh.. masa soal UN yang diadakan cuma sekali setahun bisa gak siap dicetak sampai hari H.. pemerintah sepertinya kurang peduli -_-
Begitu banyak hal yang menjadikan UN kemarin sebagai sebuah kisah memalukan bangsa ini. Bayangkan saja, pertama kali dalam sejarah Indonesia Merdeka hajatan akbar dunia pendidikan seperti Ujian Nasional tertunda. Semua ini salah siapa? Salah semua. Buat pemerintah, khususnya Kemendikbud bila ingin mengajukan sebuah kebijakan hendaknya dipikirkan secara matang dan ditindaklanjuti jauh sebelum hari H dilaksanakan. Hal itu untuk meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kemarin. Sedangkan kita sebagai generasi bangsa sebelum hari itu tiba, kita wajib mempersiapkan secara matang juga. Tak perlu menunggu seminggu sebelum UN. Manfaatkan sebaik-baiknya selagi masih ada waktu serta jangan lupa belajar berlaku jujur dan mandiri. Kelak makna sebuah proses akan kita petik.
Jadi, tunggu apa lagi Someg, otak-atik rumus sana. Tapi Megasusnya dibaca dulu sampai akhir ya

Finu Diasfa XI IPA 3