Ekspositif Proses
Metode
Ilmiah, Mengatasi Masalah Tanpa Masalah
Sains…?
Kegiatannya membosankan dan menyusahkan, bukan? Namun, kita harus mengetahui
dulu bagaimana serunya Sains. Kalau sudah memahaminya, kita pasti suka
melakukan kegiatan Sains. Percaya atau tidak, kegiatan Sains dapat menjawab
banyak hal unik yang belum kita ketahui. Misalnya, mengapa kepala ayah kita
lebih cepat botak daripada kepala ayah teman kita? Bagaimana orang bisa
mempunyai anak kembar lima? Bagaimana DNA bisa membantu polisi menemukan
korban-korbannya “Ryan mutilasi”. Menjadi kedengarannya menarik, mnyeramkan,
atau keduanya sekaligus. Tidak hanya itu, kita juga bisa mengetahui hal yang
sederhana, misalnya ada tetangga mengatakan bahwa MSG alias micin dapat
menumbuhkan lebih banyak bunga di rumah. Apa itu semua benar? Untuk membuktikan
itu, kita bisa mencobanya sendiri. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan metode
ilmiah.
Metode ilmiah
adalah urutan langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode ini memiliki lima tahapan yaitu
Masalah-Observasi-Hipotesis-Eksperimen-Kesimpulan, sehingga untuk mempermudah
menghafalnya, maka disingkat menjadi MOHEK.
Langkah-langkah MOHEK tersebut dapat dijabarkan seperti:
1.
Menentukan masalah
untuk diuji dalam metode ilmiah.
2.
Melakukan observasi
(pengamatan) untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan
dengan topik tersebut melalui buku, jurnal, majalah, koran, internet,
interview, dll.
3.
Menyusun hipotesis (dugaan sementara).
4.
Menguji hipotesis dengan melakukan eksperimen.
5.
Menarik kesimpulan
dari apa yang kita uji coba.
Oleh karena itu,
jika kita mendapati masalah, jangan segan-segan untuk melakukan metode ilmiah.
Karena metode ilmiah dapat mengatasi masalah tanpa masalah.
Ekspositif Ilustrasi
Akibat
Keseringan Mengupil
Kebiasaan
mengupil merupakan tradisi bagi setiap orang. Peristiwa yang diilustrasikan
dengan memasukkan ujung jari ke hidung tersebut terjadi ketika kita sedang bengong atau
memikirkan sesuatu. Setiap saat, hidung kita menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Bulu rambut pada hidung berfungsi untuk menyaring debu dan
kotoran yang ikut masuk bersama udara yang kita hirup. Kemudian sensasi iritasi
dan gatal sehingga memicu otak kita untuk memerintahkan tangan kita mengambil
kotoran yang menggumpal tersebut.
Namun, tanpa
disadari kebiasaan mengupil dapat membahayakan bagi kita dengan sisi
negatifnya. Banyak akibat yang ditimbulkan dari keseringan mengupil,
diantaranya:
1.
Mudah
terkena flu
Hal itu dikarenakan oleh memasukkan jari-jari yang
terkontaminasi virus ini ke dalam hidung bisa menyebabkan seseorang terkena
flu.
2.
Lubang
hidung menjadi kering
Seseorang terlalu sering mengupil bisa menyebabkan hidung
menjadi kering yang dapat memicu perdarahan. Hal ini karena secara alami hidung
tetap membutuhkan pelumas setiap saat untuk mencegahnya dari kekeringan.
3.
Mimisan
Jika terlalu sering mengupil dengan keras bisa
menyebabkan kerusakan pada lapisan di hidung yang berfungsi melindungi tubuh
dari bakteri dan benda-benda asing di udara, sehingga memicu terjadinya
mimisan.
4.
Infeksi
Selain infeksi virus flu, terlalu sering mengupil menyebabkan
kuman dan bakteri lebih mudah masuk ke hidung dan menyebar ke bagian tubuh
lain.
5.
Merontokkan
rambut hidung
Ketika mengupil secara konsisten akan menyebabkan rambut
hidung rontok. Padahal rambut ini memiliki fungsi penting untuk menyaring debu
dan polutan di udara. Tanpa rambut hidung akan membuka jalan bagi semua jenis
penyakit dan infeksi masuk ke dalam tubuh.
6.
Bisa meninggal
Kondisi ini bisa terjadi jika seseorang berusaha
mengeluarkan upil yang besar. Karena di dalam hidung ada tulang yang disebut
tulang ethmoid, tulang ini memisahkan hidung dari otak. Jika saat mengupil
seseorang menusuk tulang ini, maka cairan di otak bisa bocor yang menyebabkan
meningitis.
Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati dalam melakukan adegan mengupil
supaya tidak mengancam keselamatan kita.
Ekspositif
Perbandingan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kalian pasti mempunyai foto kalian waktu masih bayi, bukan? Pastinya,
kalian dulu berbeda dengan kalian yang sekarang. Dari kecil yang imut-imut,
sekarang jadi besar dan tinggi. Kenapa badan kalian bisa menjadi seperti itu?
Ya, karena kalian mengalami dua hal yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua hal tersebut merupakan proses perubahan progresif,
yakni perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau bergerak naik.
Namun, jika
diamati dan dipahami, makna dari keduanya memiliki perbedaan yang agak
menonjol. Makna pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik
volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat tidak dapat kembali ke asal.
Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan
yang lebih dewasa.
Selain itu,
berdasarkan sifatnya, pertumbuhan bersifat kuantitatif, yaitu perubahannya
dapat diukur dan hasilnya berupa angka. Misalnya, tinggi badan kalian 160 cm, dan berat badan kalian 40 kg.
Sedangkan perkembangan bersifat kualitatif atau tidak bisa diukur dan hanya
bisa diperhatikan perkembangan tubuh yang tiba-tiba berubah. Misalnya, tumbuh
payudara pada anak perempuan, dan tumbuh jakun serta jenggot pada anak
laki-laki. Hal itu menandakan bahwa mereka telah memasuki masa dewasa.
Namun, kedua hal tersebut, tidak dapat dipisahkan karena pertumbuhan
merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan, karena proses pertumbuhan
individu berjalan dikuti atau bersamaan dengan proses perkembangan.
Ekspositif Klasifikasi
Jenis-jenis Majas Sindiran
Majas adalah bahasa kias
yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi pembaca atau pendengarnya. Majas tidak hanya digunakan dalam puisi. Majas juga diperlukan dalam
karangan-karangan lainnya, seperti cerpen, novel, esai, atau pun ceramah dan
pidato. Majas dibedakan menjadi empat macam
yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas
penegasan.
Kali ini majas
yang dibahas ialah “Majas Sindiran”. Majas sindiran adalah bahasa kias atau
ungkapan yang bermaksud menyindir, mencemooh, maupun memperolok-olok. Majas
sindiran tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ironi, sinisme dan
sarkasme.
Ironi ialah majas
yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir. Contohnya, “Wah,
bagus sekali nilai ulanganmu, banyak coretan merahnya.”
Sinisme ialah majas
yang menyatakan sindiran secara langsung namun halus. Contohnya, “Tulisanmu
bagus seperti cakar ayam, sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.”
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya
dilontarkan oleh orang yang sedang naik darah alias marah-marah. Contohnya: Mau
muntah aku mencium bau badanmu yang menyengat itu!”
Ekspositif Definisi
Pengertian Lingkaran Tahun
Tahukah kalian, apa itu “Lingkaran
Tahun”? Lingkaran
tahun adalah lingkaran di batang pohon yg menunjukkan sudah seberapa tua usia
pohon tersebut. Hal itu dapat dilihat dengan cara menebang batang pohon dikotil
(tanaman berkeping biji dua) dan dipotong melintang, lalu diamati setiap lapisan
yang menyusun batang pohon tersebut.
Mengapa bisa seperti itu? Hal itu
disebabkan semakin dewasa, batang pohon tersebut semakin besar. Dan pada
tanaman dikotil terdapat kambium yang membentuk xilem ke arah dalam dan floem
ke arah luar. Kinerja xilem dan floem yang berbeda di musim penghujan dan musim
kemarau. Pada musim penghujan, air dan zat hara
tersedia cukup sehingga xilem tumbuh besar dan tebal. Sedangkan pada musim
kemarau, persediaan air dan zat hara sangat sedikit sehingga xilem yang terbentuk sedikit dan
tipis. Oleh karena itu, jika batang dibelah, kita dapat menghitung umur tanaman
dengan menggunakan lingkaran tahun. Caranya yaitu seandainya pohon berumur satu
tahun, maka batangnya memiliki satu lapis kayu yang tipis dan satu lapis kayu
yang tebal.
Ekspositif
Laporan
Peristiwa Crop Circle
di Sleman, Yogyakarta
Crop circle yang
terdapat di petak persawahan di daerah Sleman, Yogyakarta, menuai banyak
kontroversi. Warga setempat berpendapat bahwa crop circle merupakan jejak UFO
oleh makhluk luar angkasa. Ada juga yang beropini bahwa crop circle tercipta
karena ulah setan dan sejenisnya.
Namun pada
kenyataannya, crop circle tersebut murni perbuatan manusia alias rekayasa saja.
Para pelaku pembuat jejak Ufo ini tak lain dan tidak bukan adalah perbuatan
mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kebetulan sedang berlibur di
daerah tersebut.
Mereka menciptakan ide iseng tersebut dengan menggunakan pembajak sawah
yang beroda dan menggunakan kemampuan matematika yang mereka miliki. Walaupun
rumit, mereka merancang dengan baik-baik menggunakan desain dan ilmu hitung
matematika dengan sangat teliti.
Akhirnya, tidak disangka-sangka sebelumnya, mereka berhasil membuat hasil
karya yang bernilai seni tinggi. Selain itu, mereka juga sukses mencari sensasi
publik dengan pemberitaan-pemberitaan di TV swasta tentang hasil yang mereka
buat. Sungguh, pandai sekali mereka menarik perhatian publik.
Oleh karena itu, pemberitaan tentang pendaratan UFO di daerah Sleman,
Yogyakarta hanya ilusi belaka. Karena
secara logika, seharusnya jika benar UFO mendarat disana pastilah akan
terbenam dan ladang yang tanahnya sangat gembur itu langsung tenggelam. Namun,
keadaan persawahan tersebut baik-baik saja, apalagi semakin indah dengan
pola-pola yang teratur dan bernilai seni yang tinggi.
By: Finu Diasfa
Task for 10th Grade